Minggu, 03 Februari 2013

Makalah Usaha Keripik Singkong


1.      Pendahuluan

1.1  Latar belakang
Dewasa ini kebutuhan akan makanan yang bervariasi dan juga bernilai gizi tinggi telah mengalami peningkatan. Potensi salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan ini adalah umbi-umbian seperti singkong. Selama ini, di daerah - daerah pedesaan, para petani hanya menjual singkong secara langsung tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Sehingga harga jualnya sangat rendah dan tidak bisa memberikan pendapatan lebih bagi para petani. Dengan mengetahui pemanfaatan dan produk-produk apa saja yang dapat dihasilkan dari singkong tentu akan mendorong dan memotivasi petani untuk memanfaatkan hasil pertaniannya agar memperoleh penghasilan yang lebih tinggi. Singkong dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan yang enak dan juga bernilai gizi tinggi. Banyaknya produk olahan dari singkong menjadi alasan utama mengapa singkong perlu dikembangkan dalam pengolahannya. Dipilihnya singkong juga sangat tepat mengingat manfaat dan kegunaan singkong cukup luas, terutama untuk industri makanan. Banyaknya manfaat dan kegunaan dari singkong memungkinkan singkong lebih ditumbuhkembangkan di daerah - daerah sentra produksi singkong. Berbagai jenis produk olahan langsung terdiri dari produk olahan kering (misalnya keripik singkong dan kerupuk singkong) dan produk olahan semi basah (contohnya tape,  getuk dan makanan tradisional lainnya). Untuk produk awetan olahan singkong dapat dijadikan produk tapioka dan turunannya, gaplek dengan produk turunannya (antara lain tiwul, nasi rasi (beras singkong), serta tepung singkong sebagai bahan baku untuk tiwul instan dan juga berbagai aneka kue. ( Purba, 2012)
Dari berbagai jenis makanan tersebut keripik singkong merupakan produk yang cocok untuk kalangan petani, selain proses pembuatannya yang cukup mudah, keripik singkong merupakan makanan ringan yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bahkan keripik singkong menjadi ikon makanan khas Indonesia yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya usaha kecil menengah yang memproduksi keripik singkong.
Apabila ditinjau dari aspek ekonomis usaha pembuatan keripik singkong mempunyai prospek yang menggembirakan. Karena dengan harga yang sangat terjangkau konsumen bisa menikmati keripik singkong yang renyah, gurih, dan nikmat. Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya kripik singkong sebagai makanan ringan yang lezat dan bernilai gizi tinggi, maka permintaan konsumen dan pasar terhadap kripik singkong di berbagai daerah terus meningkat.

1.2  Rumusan masalah
1.    Bagaimana kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan ?
2.    Bagaimana cara pembuatan keripik singkong ?
3.    Bagaimana perbandingan keuntungan antara penjualan singkong secara  langsung dengan penjualan singkong sebagai keripik?

1.3  Tujuan
1.    Mengetahui kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan.
2.    Mengetahui cara pembuatan keripik singkong.
3.    Mengetahui perbandingan keuntungan antara penjualan singkong secara langsung dengan penjualan singkong sebagai keripik.











2. Pembahasan

2.1 Kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan
 Singkong lebih dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu. Secara keseluruhan tumbuhan ini telah dimanfaatkan, baik daun maupun akarnya. Bagian akar disebut juga umbi, dengan dagingnya berwarna putih atau kekuning-kuningan bila dalam keadaan segar. Umbi singkong tidak tahan disimpan lama tanpa perlakuan khusus setelah dipanen kurang lebih selama dua hari. Pada saat itu, singkong telah mengandung racun yang ditandai oleh perubahan warna daging buahnya menjadi biru gelap. Racun itu adalah asam sianida.    
 Ada beberapa jenis singkong yang dikembangkan di Indonesia. Jenis atau varietas singkong digolongkan berdasarkan kadar asam sianida yang dikandungnya. Ada jenis singkong manis dan singkong pahit. Singkong manis dapat digunakan langsung karena mempunyai kadar asam sianida relatif rendah. Yakni kadarnya di bawah 40 mg asam sianida per kilogram (kg) umbi yang masih segar. Kadar sianida di bawah 40 mg dapat hilang ketika singkong dibilas air atau dimasak sampai matang, sehingga tetap menjadikan umbi singkong tidak dapat dikonsumsi secara langsung dalam keadaan mentah. Untuk kelompok singkong manis, diantaranya gading, adira I, mangi, betawi, metega, randu ranting, dan kaliki. Jenis singkong pahit mempunyai kadar asam sianida di atas 50 mg/kg umbi segar. Umumnya  digunakan untuk keperluan industri, seperti industri tapioka. Golongan singkong pahit adalah basiorao,  adira IV, muara, tapikuru, bogor, adira II, dan SPP. Berdasarkan penelitian beberapa ahli, dikatakan bahwa semakin tinggi kadar asam sianida dalam umbi, maka rasanya akan semakin pahit. Beberapa cara telah diterapkan untuk mengurangi senyawa racun itu, seperti perebusan, pemanasan, pengukusan, pencucian, dan pengeringan. Cara pencucian tergolong efektif untuk mengurangi racun sianida  karena asam sianida mudah terlepas ke dalam air rendaman. Sementara cara pengeringan dapat menguapkan senyawa beracun tersebut. ( Husniati, 2010)
Hal terpenting untuk diperhatikan dalam menghidangkan aneka macam makanan dari bahan singkong yang aman dari racun ini adalah memilih umbi singkong dari jenis singkong manis dan melakukan proses pencucian seperti yang dianjurkan. Kadar asam sianida yang rendah di bawah 40 mg/kg umbi segar relatif aman, tidak membahayakan kesehatan, dan berasa manis. Karena itu, apabila mengkonsumsi umbi singkong dan beberapa jenis umbi - umbi lain yang mengandung sianida, sebaiknya memilih jenis umbi yang memiliki kadar asam sianida rendah dan masih dalam keadaan segar serta memperhatikan cara pengolahan untuk menghilangkan racunnya.

2.2  Pembuatan keripik singkong
Pembuatan keripik singkong sangat sederhana dan tidak dibutuhkan keahlian khusus, tetapi perlu diperhatikan dalam memilih singkong dan teknik pembuatannya. Apabila menggunakan bahan singkong yang berkualitas baik dan juga teknik pembuatan yang baik, maka akan menghasilkan keripik singkong yang enak dan renyah. Singkong yang baik untuk keripik adalah singkong yang masih muda yang berumur sekitar 3 bulan,tidak memiliki banyak serat, dan diolah ketika singkong masih dalam keadaan segar.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan keripik singkong adalah singkong, garam, bawang putih, air kapur sirih, air dan minyak goreng. Tahap-tahap pembuatan keripik singkong adalah sebagai berikut :
1.    Langkah awal pembuatan keripik singkong diawali dari memanen singkong yang sudah berumur sekitar 3 bulan. Dipilih singkong yang tidak terlalu tua, karena biasanya singkong yang tua cenderung lebih keras dibandingkan singkong yang muda.
2.    Singkong yang sudah dipanen lalu dibersihkan  dari kulit arinya,pembersihan ini dilakukan hingga tidak ada lagi kulit ari yang tersisa kemudian dicuci hingga bersih. Jika sudah di cuci dengan bersih, singkong tersebut di iris - iris. Pengirisan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu vertikal dan horizontal, menurut selera dan nilai jualnya. Irisan harus tipis dan rata agar tidak keras.
3.    Bawang putih dan garam dihaluskan,kemudian dimasukkan ke dalam air,dan ditambahkan sedikit air kapur sirih.
4.    Kemudian irisan singkong dimasukkan ke dalam air yang sudah dibumbui lalu direndam ( sekitar setengah jam atau semalaman agar bumbunya meresap). Setelah itu ditiriskan, singkong yang telah direndam tersebut dikeringkan hingga benar - benar kering tanpa terkena sinar matahari secara langsung.
5.    Setelah singkong selesai dibersihkan dan diiris, kemudian masuk ke tahap penggorengan. Di saat menggoreng singkong, harus selalu dilakukan pengecekan agar tidak lengket satu sama yang lain. Dan dipastikan minyak untuk menggoreng singkong dalam keadaan cukup panas.
6.    Setelah keripik matang (bagian tepi irisan singkong bewarna kecoklatan), keripik singkong ditiriskan, selanjutnya keripik siap masuk ketahap berikutnya yaitu proses penimbangan dan pengemasan. Dalam proses ini tidak boleh sembarangan mengemasnya, harus dilakukan dengan teliti agar kemasan tertutup dengan benar. ( Adijaya, 2012)

2.3 Perbandingan keuntungan antara penjualan singkong secara langsung       dengan penjualan singkong sebagai keripik.
Dalam berwirausaha tujuan yang paling utama ialah memperoleh keuntungan. Untuk menanam singkong, rata-rata petani mengeluarkan modal kerja sekitar Rp 500.000,00 per hektar per musim tanam. Setelah 9 bulan sampai 1 tahun, mereka akan panen sekitar 10 ton singkong segar. Kalau disaat panen harga singkong Rp 500,00 per kg, petani akan memperoleh pemasukan sebesar Rp 5.000.000,00. Keuntungan mereka sebesar 900% dari modal kerja dalam kurun waktu 1 tahun. Sebuah prosentase keuntungan yang cukup baik. Pendapatan mereka dari singkong memang sangat besar prosentasenya, namun secara nominal petani singkong tidak akan dapat hidup dari komoditas tersebut. Itulah sebabnya harus ada suatu pemanfaatan singkong menjadi produk dengan nilai jual yang lebih  tinggi, salah satunya adalah dengan membuat usaha keripik singkong.
Dalam usaha keripik singkong, selain menggunakan singkong sebagai bahan utamanya juga diperlukan alat - alat dan bahan yang lain dalam proses pembuatannya. Sehingga selain modal awal penanaman singkong, juga diperlukan biaya produksi. Berikut ini adalah biaya yang diperlukan dalam  proses pembuatan keripik dengan asumsi singkong yang digunakan sebesar 500 kg per produksinya.
a.    Peralatan yang digunakan untuk produksi.
No
Jenis Alat
Jumlah (Unit)
Harga (Rp/unit)
Usia Usaha (th)
1
Penggorengan
2
50.000
5
2
Pisau
10
10.000
5
3
Kompor gas
2
200.000
5
4
Sarung tangan
2
5.000
1
5
Plastik
20
5.000
-

b.    Bahan baku  yang digunakan dalam sekali proses produksi.
No
Nama bahan baku
Jumlah(kg)
Harga (Rp)
1
Garam
10
1.000/kg
2
Bawang putih
10
15.000/kg
3
Minyak goreng
100
7 .000/kg
4
Kapur sirih
4
20.000/L

c.    Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha.
No
Jumlah tenaga kerja
TKDK
TKLK
Pria
Wanita
Pria
Wanita

3
-
4
2
                   Keterangan :
                   TKDK : Tenaga kerja dalam keluarga
                   TKLK : Tenaga kerja luar keluarga
                   Upah tenaga kerja :
                          Pria                     : Rp.  30.000/ HKP
                          Wanita               : Rp.  30.000/HKP
                          Jam kerja            : 4-6 jam/hari

d.   Harga hasil produksi.
No
Satuan
Harga(Rp)
1
1
5. 000


2.3.1 Analisis usaha
Diasumsikan dalam satu kali proses produksi rata - rata dihasilkan 1000  bungkus keripik dengan harga produk Rp 5.000,00 per bungkus. Pembayaran upah tenaga kerja dilakukan setiap pekerjaan selesai dilakukan. Perhitungan biaya produksi dan keuntungannya adalah sebagai berikut :
1. Biaya Variabel

Jumlah
@(Rp)
Total(Rp)
TLKL
4
35.000
140.000
Bawang putih
10 kg
15.000
150.000
Garam
10 kg
1.000
10.000
Minyak goreng
100 kg
7.000
700.000
Plastik
10 pack
5.000
50.000
Kapur sirih
4 kg
20.000
80.000
Total

1.130.000

     2. Biaya Tetap
Nama Alat
Jumlah
@ (Rp)
Umur Ekonomis
Total (Rp) setelah Penyusutan per tahun
Kompor gas
2 buah
200.000
5
400.000
Penggorengan
2 buah
50.000
5
10.0000
Sarung tangan
2 buah
5.000
1
100.00
Pisau
10 buah
10.000
4
100.000
TKDK
4
35.000
-
140.000
Total

750.000

     3. Total Biaya
         Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap 
                           = Rp 1.130.000,00 + Rp 750.000,00
                           = Rp 1.880.000,00
     4. Penerimaan Kotor
         Penerimaan Kotor = Jumlah produksi x Harga produksi
                                      = 1000 x Rp 5.000,00
                                      = Rp 5.000.000,00
     5. Pendapatan Bersih
         Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor –  Total biaya
                                       = Rp 5 000.000,00  – Rp 1.880.000,00
                                       = Rp 3.120. 000,00
     6. Pendapatan Keluarga
         Pendapatan Keluarga = Pendapatan bersih + Biaya tetap
                                           = Rp 3.120.000,00 + Rp 750.000,00
                                           = Rp 3.870.000,00

    Keuntungan dari hasil produksi tersebut dapat digunakan untuk pengembangan usaha tani selanjutnya karena dari keuntungan yang diperoleh, setelah dapat mencukupi kebutuhan hidup masih ada uang yang tersisa yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha tani selanjutnya.  Dengan asumsi bahan baku singkong yang digunakan dalam proses produksi sebesar 500 kg diperoleh keuntungan sekitar Rp 3.120.000,00. Sehingga jika 1 hektar tanah dapat menghasilkan 10 ton singkong, maka keuntungannya adalah Rp 62.400.000,00. Dengan usaha keripik ini, tentu akan diperoleh keuntungan yang lebih besar yang dapat meningkatkan penghasilan petani dibandingkan jika hanya menjual singkong secara langsung.                 





3. Penutup

3.1  Kesimpulan
     Singkong yang baik untuk digunakan sebagai bahan makanan adalah singkong manis, karena memiliki kadar asam sianida yang relatif rendah sehingga tidak beracun jika dikonsumsi. Selain itu juga harus diperhatikan dalam cara pengolahannya serta memilih singkong yang masih segar untuk dijadikan bahan makanan.
     Singkong dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, salah satunya adalah keripik singkong. Dalam proses pembuatan  keripik, ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu pemilihan, pencucian, pemotongan, penggorengan, dan pengemasan.
     Dalam membuat suatu usaha, tujuan yang paling utama adalah memperoleh keuntungan. Dengan mengolah singkong menjadi keripik, akan diperoleh keuntungan yang lebih besar daripada menjual singkong secara langsung tanpa proses pengolahan. Dalam pembuatan usaha ini, diperlukan modal yang lebih besar, namun keuntungan yang diperoleh juga lebih besar, dan dari keuntungan tersebut, selain dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, juga dapat digunakan untuk modal usaha selanjutnya. Sehingga dengan usaha keripik singkong ini penghasilan petani akan meningkat.

3.2  Saran
Kita harus memahami peluang - peluang usaha yang ada disekitar. Dalam dunia agraris tentu banyak sekali hasil pertanian yang dapat diolah menjadi produk lain yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Sehingga dengan mengetahui cara pemanfaatan dari suatu hasil pertanian, kemudian menerapkannya dalam suatu usaha, akan diperoleh keuntungan yang lebih besar dan dapat meningkatkan penghasilan.




Daftar Rujukan

Adijaya, Yanto. 2012. Cara membuat keripik singkong, (Online), (http://www.resepsingkong.com/index.php/cara-membuat-keripik-singkong/) diakses 12 Januari 2013.

Husniati. 2010. Memilih Singkong Aman Dimakan, (Online), (http://www.radarlampung.co.id/read/opini/6565-memilih-singkong-aman-dimakan-) diakses 10 Januari 2013.

Purba, Frans H.K. 2012. Potensi Singkong / Ubi Kayu dalam Pengembangan Usaha dan Meningkatkan Pendapatan yang Memiliki Nilai tambah,(Online), (http://heropurba.blogspot.com/2012/04/potensi-singkong-ubi-kayu-dalam.html) diakses 10 Januari 2013.